Wow...tinggal menghitung jam sebelum Gerhana Bulan muncul.Gerhana bulan terjadi saat sebagian/keseluruhan penampang bulan tertutup
oleh bayangan bumi. Itu terjadi jika bumi berada di antara matahari
& bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari
tidak dapat mencapai bulan sebab terhalangi oleh bumi.Pada gerhana Bulan Total, bulan akan tepat berada pada daerah umbra. Gerhana bulan total ini maksimum durasinya bisa mencapai lebih dari 1 jam 47 menit. Saat gerhana terjadi warna bulan akan berubah menjadi semerah darah. Fenomena ini biasanya disebut sebagai
blood moon
Berikut berbagai mitos tentang Gerhana Bulan
- Di negeri Cina, orang
percaya bahwa seekor naga langit membanjiri sungai dengan darah lalu
menelannya. Itu sebabnya orang Cina menyebut gerhana sebagai “chih” yang
artinya memakan. Sampai abad ke 19 mereka biasanya membunyikan petasan
untuk menakut-nakuti sang naga.
- Orang Indian juga percaya bahwa seekor
naga lah yang membuat gerhana bulan. Mereka lalu menyembah sang naga
dengan berendam sampai sebatas leher.
- Sedangkan di Jepang, orang percaya bahwa waktu gerhana ada racun yang disebarkan
ke bumi. Dan untuk menghindari air di bumi terkontaminasi racun, mereka
menutupi sumur-sumur mereka.
- Kaisar Louis dari Perancis wafat setelah mengamati gerhana di tahun 840. Konon ia begitu bingung saat kegelapan selama 5 menit dan meninggal karena begitu takut.
- Lain lagi dengan cerita Columbus dalam pelayaran terakhirnya ke Amerika, 1503. Ia berlabuh di Jamaica lebih dari setahun karena kapalnya rusak parah.Penduduk asli setempat lama-lama kesal karena harus menyuplai makanan untuk kru kapal. Columbus tahu bahwa tidak lama lagi akan terjadi gerhana bulan. Dia dengan akal bulusnya mengatakan bahwa Tuhan marah terhadap mereka karena tidak memberi makan, dan karena itu bulan akan lenyap. Ketika gerhana terjadi, mereka lalu memohon Columbus untuk menyampaikan kepada Tuhan agar memaafkan mereka dan mengembalikan bulan. Setelah gerhana, Columbus mengatakan kepada mereka bahwa Tuhan sudah memaafkan dan bulan akan kembali.
Lalu bagaimana dengan Indonesia ? Apakah Indonesia memiliki mitos tentang Gerhana Bulan ? Ya.. Benar sekali pastinya ada karna kita tau bahwa salah satu karakteristik Indonesia adalah memiliki banyak Suku bangsa yang mengakibatkan banyaknya Mitos yang dimiliki Indonesia dari keanekaragaman suku bangsa ini. Berikut Cerita Rakyat dari Bali tentang Gerhana Bulan.
Alkisah,
Kerajaan Wisnuloka dipimpin oleh Dewa Wisnu. Kerjaan Wisnuloka dihuni
oleh para dewa dan bidadari. Salah satu bidadari itu bernama Dewi Ratih
atau Dewi Bulan.Kerajaan Wisnuloka sering mendapat ancaman
dari para raksasa yang bermukim di Bumi Balidwipa. Diantara para raksasa
itu, yang paling menakutkan adalah Kala Rau. Ia bertubuh besar dan
kekar. Wajahnya sangat menyeramkan. Ia pun sangat sakti. Kesaktiannya
melebihi kesaktian beberapa dewa. Kala Rau mengancam akan meyerang
Kerajaan Wisnuloka karena cintanya ditolak oleh Dewi Ratih atau Dewi
Bulan.
Dewa Wisnu berfikir panjang. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah membagikan tirta amerta (air
kehidupan) kepada para dewa. Tirta amerta itu dapat menghindarkan para
dewa dari kematian saat Kala Rau menyerang kerjaan Wisnuloka. Dewa Wisnu
lalu memberikan kendi yang berisi tirta amerta kepada para dewa. Dewa Wisnu berpesan setiap dewa cukup minum seteguk titra amerta.
Satu demi satu dewa pun minum titrta amerta
dari kendi tersebut. Mula-mula Dewa ISwara, kemudian Dewa Sambu,
Brahma, Maha Dewa, dan Sasngkara. Ketika geliran tiba pada Dewa Kuwera,
Dewa Wisnu mencium bau aneh. Dewa Wisnu merasakan sosok Dewa Kuera
mencurigakan. Kecurigaan Dewa Wisnu semakin besar setelah melihat Dewa
Kuera meneguk titra amerta berkali-kali.
Tiba-tiba Dewa Wisnu berteriak,”Kamu bukan Kuera! Kamu Raksasa Kala Rau!”
Semua dewa mendengar teriakan Dewa Wisnu
terkejut. Dewa Wisnu lalu memanah leher Dewa Kuera palsu itu.
Perlahan-lahan Dewa Kuera berubah menjadi Kala Rau. Leher Kala Rau putus
dan kepala terpisah dari badannya. Dengan segera, para dewa membuang
badan Kala Rau ke bumi. Bangkai tubuh Kala Rau yang dibuang ke bumi
berubah menjadi kentungan atau lesung.
Sedangkan kepala Kala Rau yang terpisah dari
badanya melayang-layang di angkasa. Kepala itu belum menjadi bangkai
karena sempat meminum tirta amerta. Air yang diminumnya baru sampai kerongkongan. Oleh sebab itu, kepala Kala Rau masih tetap hidup.
Pada suatu ketika, saat bulan purnama, kepala Kala Rau berjumpa dengan Dewi Ratih. Kepala Kala Rau lalu menghadang Dewi Ratih.
“Dewi Ratih! Kamu tidak dapat menghindar
dari ku lagi! Kamu tidak dapat menolak cintaku. Kini kamu menjadi
milikku!” kata Kala Rau kepada Dewi Ratih.
Tubuh Dewi Ratih gemetar mendengar kata-kata
Kala Rau. Ia tidak dapat menghindar saat kepala Kala Rau semakin
mendekat dan mendekapnya. Tubuh Dewi Ratih yang cantik itu
perlahan-lahan tertelan Kala Rau.
Raksasa yang rakus itu mengira tubuh Dewi
Ratih masuk ke perutnya. Ternyata dugaan Kala Rau salah. Sesaat
kemudian, sedikit demi sedikit tubuh Dewi Ratih muncul kembali.
Ketika tubuh Dewi Ratih tertelan kepala Kala
Rau, Bumi Balidwipa menjadi gelap. Peristiwa tertelannya tubuh Dewi
Ratih oleh Kala Rau dipercaya oleh penduduk Balidwipa sebagai penyebab
terjadinya Gerhana Bulan. Oleh karena itu, setiap terjadi Gerhana Bulan
penduduk beramai-ramai memukul kentungan, lesung, dan alat
bunyi-bunyian lain.
The End
Sekadar informasi, GBT dapat disaksikan di hampir seluruh kawasan
Indonesia. Diperkirakan fenomena astronomis itu berlangsung mulai dari
pukul 17.15 WIB. Namun, puncak dari GBT itu sendiri pada pukul 19.01
sampai dengan 20.44 WIB. Berdasarkan informasi dari Lapan, untuk
Indonesia barat gerhana terjadi pada pukul 17.16 WIB-20.45 WIB, untuk
Indonesia tengah gerhana akan terjadi pukul 18.16 Wita-21.45 Wita dan
untuk gerhana bulan total di Indonesia timur akan terjadi pada 19.16
WIT-22.45 WIT.